Pendidikan Wirausaha Mandiri Dini

Wacana tentang memberikan pendidikan wirausaha mandiri sejak usia dini sudah lama didengungkan. Saat ini para orang tua semakin menyadari perlunya suatu usaha untuk menanamkan jiwa wirausaha pada anak-anaknya. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya peminat Kidzania, yang merupakan tempat bermain dan belajar bagi anak dalam format permainan tentang pekerjaan orang dewasa. Anak dapat merasakan secara langsung beragam jenis pekerjaan dan ternyata ini menjadi pengalaman yang luar biasa bagi mereka di tempat seperti ini.

Menurut Ir. H. Arsyad Ahmad, M.Pd (Pendidikan Anak Dini Usia: Panduan Praktis Bagi Ibu Dan Calon Ibu), langkah terkini di bidang pendidikan yang dapat diterapkan dalam mempersiapkan generasi memiliki daya saing yang tinggi dalam era globalisasi adalah pendidikan berorientasi kewirausahaan dan kecakapan hidup (life skill).

Pendidikan kewirausahaan sangat penting diterapkan sejak dini. Masih menurut Ir. H. Arsyad Ahmad, M.Pd , bahwa yang harus diserap itu adalah jiwa kewirausahaannya.
Pendidikan kewirausahaan itu sendiri adalah pendidikan yang mengarah pada kepribadian wirausahawan yang berlandaskan iman dan takwa. Nilai-nilai yang dibangun diantaranya kejujuran, kreativitas, keberanian, keuletan, kerja keras, dorongan untuk berprestasi tinggi, disiplin, kemandirian, dan orientasi masa depan.

Nilai-nilai ini dapat diterapkan kepada anak dalam bentuk pembiasaan dan pengalaman langsung. Tentu saja tak perlu terlalu berharap kepada taman-taman bermain seperti Kidzania saja. Jelas ini akan membutuhkan waktu khusus dan biaya yang tidak sedikit. Apalagi bagi mereka yang tinggal di daerah luar Jakarta.
Dengan sedikit kreativitas, pembelajaran di PAUD bisa diisi dengan permainan yang mengasah jiwa wirausaha dan life skill mereka. Tentunya dukungan dari semua pihak terutama sekolah dan orang tua sangat mempengaruhi kegiatan ini.

Orang tua juga harus memiliki kesadaran untuk tidak selalu memberikan fasilitas-fasilitas instan kepada anak karena dapat membuat mereka terbiasa memanfaatkan kemampuan orang tuanya.
Beberapa TK sudah melakukan kegiatan wirausaha mandiri ini dengan menyediakan fasilitas yang mendukungnya. Misalnya, seperti yang TK Tunas Krida Nusantara laksanakan. TK ini menyediakan waktu khusus bagi anak untuk memilih sendiri kegiatan atau pekerjaan yang sudah direncanakan sebelumnya. Sebagai contoh, bebas memilih untuk bermain sebagai koki, pelayan restoran, kasir, pedagang, salon, dan dokter. Setiap anak memiliki tugas sendiri dalam permainan yang dipilihnya.

Sayangnya, kegiatan seperti ini biasanya hanya dilaksanakan oleh TK-TK yang terhitung besar dan mapan. Pada satuan PAUD yang bermodal "kecil", kegiatan seperti ini cenderung langka dan barang mewah.

Dengan anggapan seperti ini, kegiatan melatih kemampuan kognitif lebih ditonjolkan. Padahal tak ada yang tak mungkin jika ada kemauan dari semua pihak untuk mewujudkan kegiatan yang menyenangkan dan memberi manfaat bagi perkembangan jiwa anak.